Mendikbud: Pendidikan Indonesia Maju Signifikan

JAKARTA – Sektor pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan. Salah satu indikatornya adalah sebanyak 72,3% anak usia dini di Indonesia telah mengikuti proses pendidikan.

Fakta tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam Sidang Umum United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) Ke-39 di Paris, Prancis.

”Pemerintah Indonesia memberikan perhatian penuh pada upaya peningkatan akses pada layanan pendidikan yang berkualitas sebagai langkah penting dalam menyukseskan semua tujuan pembangunan berkelanjutan,” katanya di hadapan delegasi anggota UNESCO dari seluruh dunia.

Sidang umum ke-39 ini berlangsung sejak 31 Oktober sampai dengan 15 November 2017 dengan lima komisi, yaitu komisi pendidikan, komisi kebudayaan, komisi sains, komisi sosial dan humaniorasertakomisiinformasi dan komunikasi. Saat ini UNESCO memiliki 194 negara anggota dan 8 anggota asosiasi.

Awal tahun ini Indonesia dianugerahi penghargaan UNESCO untuk pendidikan perempuan dan wanita atas program yang dianggapluarbiasadalampengarus utamaan gender. Muhadjir mengungkapkan angka partisipasi untuk sekolah dasar sudah lebih dari 100%, tingkatputussekolahsudahturun juga menjadi 0,26%, dan tingkat melek huruf di kalangan muda telah mencapai hampir 100%.

Dia menjelaskan, adanya Program Indonesia Pintar menjadikan pendidikanpunmajusignifikan. Terkait upaya menghadapi bonus demografi, langkah strategis yang dilakukan ialah merevitalisasi kurikulum nasional dengan mengintegrasikan karakter, kompetensi, dan literatur untuk membekali para peserta didik dengan keterampilan abad ke-21.

”Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, revitalisasi pendidikan kejuruan juga menjadi prioritas utama yang baru saja kita mulai,” ujarnya. Kemajuan pendidikan di Indonesia pun ditopang oleh sekolah swasta.

Board Chairman Sinar Mas World Academy (SWA) Anton Mailoa mengatakan, sekolahnya juga berkomitmen memajukan pendidikan di Indonesia. Dia menjelaskan, dua kurikulum dipakai di sekolahnya, yakni International Baccalaureate (IB) dan Cambridge.

Namun kurikulum nasional juga tetap berlaku sehingga siswa juga akan mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan Kemendikbud. Dia menerangkan, seiring perkembangan zaman teknologi informasi akan diperlukan generasi muda untuk masa depannya kelak.

Oleh karena itu, di lingkup sekolah, teknologi sebaiknya dipakai untuk mengembangkan keterampilan penelitian dan pembelajaran berbasis penyelesaian masalah. ”Kita juga harus ajarkan robotik agar siswa bisa belajar membuat program, mengendalikan dan merancang pengujian robot otonom,” jelasnya.

Manajer Bisnis SWA Deddy Djaja Ria menambahkan, Pancasila juga diajarkan kepada siswa asing. Tidak hanya mempelajari, tetapi juga mengamalkannya. Selain belajar Pancasila, bahasa Indonesia dan budayanya juga wajib dipelajari. ‘’Total siswa ada 400 siswa, sebanyak 40% siswa asing dan 60% lokal.

Lalu 120 guru yang 70%-nya guru asing. Tapi kami tetap memakai metode belajar yang disesuaikan dengan pemerintah,’’ katanya. Uniknya, untuk mengenalkan lebih dekat tentang budaya Indonesia, para siswanya sering diajak mengunjungi daerah, terutama destinasi pariwisata. Dengan mengunjungi langsung, siswa asing diharapkan bisa menceritakan apa yang dilihat.

neneng zubaidah

 

sumber : http://koran-sindo.com/page/news/2017-11-06/0/21/Mendikbud_Pendidikan_Indonesia_Maju_Signifikan